Pentingnya Standard Operating Procedure untuk melakukan Deployment ke Production

Pada posting kali ini, kami ingin menyampaikan mengenai pentingnya Standard Operating Procedure untuk melakukan deployment dari product yang sudah selesai dalam Sprint untuk dinaikkan ke mesin produksi.
Pada mekanisme Agile, khususnya Scrum dijelaskan secara singkat mengenai mekanisme requirement, analysis design, coding, dan finalisasi produk. Tetapi tidak dijelaskan mengenai cara memasukkan barang yang sudah jadi tersebut ke dalam production. Sepintas terlihat ini adalah suatu hal yang sangat simple, tidak perlu dibesar-besarkan. Tetapi kenyataannya ini adalah hal yang paling crucial dari semua tahapan proses yang ada, karena ini adalah ujung dari proses yang sudah dijalankan sebelumnya. Jika mekanisme ini salah, maka bisnis akan terancam.
Pada i-pandawa framework, ada SOP khusus mengenai cara men-deploy aplikasi yang sudah diselesaikan (baik ini adalah BUG FIXING, atau NEW FEATURES). Intinya MINIMAL ada dua buah mekanisme yang harus disepakati, yaitu :
1. Dokumentasi Approval, yang terdiri dari : Daftar perubahan item aplikasi yang akan di publish. Mekanisme Versioning dari aplikasi yang akan di publish. Persyaratan-persyaratan lain dari Deployment Aplikasi ini (misal konektifitas dengan 3rd party, syarat QA, visualisasi versi, dll). Yang tidak kalah penting yaitu mekanisme Approval terhadap produk ini (dari Developer, QA, dan product owner (pada saat sprint review)).
2. Dokumentasi Step by Step Pekerjaan, yang terdiri dari : Siapa melakukan Apa, Dimana dilakukan, dan Kapan dilakukan serta berapa lama, serta Risk Mitigasi-nya jika terjadi kegagalan pada saat proses berlangsung.
 

You may also like...

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *